Senin, 13 Juni 2011

Tentang Nama Surabaya


Nama Surabaya berasal dari bahasa sansekerta ‘sura‘ yang artinya keberanian dan kesulitan. Menurut P.J Veth, kata Surabaya memiliki arti pelabuhan yang aman. Sementaraahli lain, Breman memperkirakan nama itu berasal dari mitos tentang pertarungan antara ikan sura dan buaya. Menurutnya pertarungan antara ikan sura dan buaya itu dianggap sebagai lambang pertarungan abadi antara laut dan daratan dengan menampilkan binatang sebagai penguasa kedua wilayah itu. Di Surabaya memang ditandai dengan mundurnya (garis pantai) laut oleh endapan pasir dan lumpur di muara sungai-sungai. Laut pasang naik diibaratkan sebagai pelanggaran terhadap wilayah daratan oleh ikan sura, sedangkan laut pasang surut mengiaskan direbutnya kembali wilayah tersebut oleh sang buaya.

Bahwa ‘sura‘ sering ditemukan dalam kata-kata gabungan. Dalam hal ini kata ‘sura‘ tidak ada hubungannya dengan ikan hiu, meskipun hiu dinamakan juga ikan ‘sura‘. Disini ‘sura‘ berarti: gagah berani, pandai berkelahi, dan ganas. Sementara itu ‘baya’ memiliki arti pertarungan, berbahaya, pahlawan, dan pemberani. Menurut pengertian di atas maka “sura-westhi” berarti ‘ratu pemberani’, “sura-pringga” berarti pahlawan pemberani. Karena ikan ‘sura‘, seekor binatang pemberani banyak terdapat di lautan dan sangat dikenal penduduk, demikian pula ‘baya‘ (buaya). Baik sifat maupun nama mereka, ternyata ‘sura‘ dan ‘baya‘ memiliki makna yang sangat tepat sebagai identitas Surabaya.

Hampir seluruh peristiwa sejarah di Jawa Timur berada di aliran Sungai Berantas, dan yang paling besar di daerah muara sungai yang bernama Surabaya. Maka layak dan wajarlah rasanya apabila Kota Surabaya pada awal jaman Indonesia Merdeka, yang dihuni oleh berbagai suku bangsa, punya semangat yang menyala-nyala untukmembela kemerdekaan negaranya. Ketika kemerdekaan itu terganggu, Surabaya menjadi suratan takdir untuk menjelma sebagai kota Pahlawan, menjadi kancah perjuangan bangsa Indonesia untuk menegakkan kemerdekaan dan menolak segala jenis penjajahan. pada bulan November 1945 Arek-arek Suroboyo menolak dengan tegas kembalinya kaum penjajah di negeri ini.

Sumber: Surabaya dan Jejak Kepahlawanannya, 2008

Tidak ada komentar:

Posting Komentar